Pada Jaman Dahulu di Timur Kuningan ada satu daerah yang hanya terdiri dari batu-batu yang besar, tidak ada penduduk yang tinggal di daerah itu, sebab tidak ada lahan untuk bercocok tanam. Pada suatu ketika ada seseorang yang melarikan diri dari penjara tentara Belanda, orang tersebut mencari tempat untuk bersembunyi dan ditemukanlah daerah ini yaitu di Sela-sela reuma ata batu, dikarenakan tempat itu bukanlah lahan pesawahan maka orang tersebut menanam palawija, karena keinginannya untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak maka orang tersebut meluaskan lahan palawijanya, dengan cara menghancurkan batu-batu besar. Karena sudah merasa hasilnya mencukupi dan lumayan berhasil maka orang tersebut mengajak pebduduk untuk menempati daerah itu dengan membangun 14 rumah tempat tinggal yang dibuat dari bamboo dan jerami.
Pada suatu saat tentara Belanda menemukan Daerah itu dan melihat bahwa ada tanda-tanda kehidupan Masyarakat, maka mereka melakukan penyelidikan, namun ketika sedang penyelidikan satu orang dari tentara Belanda tersebut jatuh sakit, Karena masih ada rasa kasihan Masyarakat tersebut merawat tentara Belanda tersebut, namun teman dari tentara Belanda itu menyangka bahwa temannya itu adalah penghiyanat. Tentara Belanda yang sakit sempat berbicara kepada Masyarakat daerah itu untuk segera meninggalkan tempat itu sebelum ia meninggal, san akhirnya tentara Belanda itupun meninggal dunia dan dimakamkan oleh warga setempat ditengah daerah tempat tersebut. Sementara warga tersebut tidak inin meninggalkan tempat itu dan ingin menetap disitu, maka untuk mengenang jasa-jasa tentara belanda itu maka masyarakat setempat memberi nama daerah itu dengan sebutan “SALAREUMA’ yang diambil dari dua suku kata yaitu “ Sala atau Sela dan Reuma atau Batu”. Kejadian itu sekitar tahun 595 M.